Translate

Jumat, 04 September 2015

Andaikan


Hari libur. Yang aku maknai dari hari libur itu, seseorang harus melakukan kegiatan yang tentunya berbeda 180 derajat dari rutinitas sehari-hari. Karena kebetulan rumahku dekat Gunung, ya sudahlah hari libur ini aku isi dengan kegiatan ‘menggunung’. Karena ‘menggunung’ ini dadakan, jadi aku pergi sendiri saja, toh disana pasti banyak orang. Entah ke berapa kalinya aku ‘menggunung’ lagi ke Gunung Manglayang. Benar saja, disana banyak orang yang menuju puncak Manglayang. Aku tak tahu motivasi mereka, mungkin saja ada yang ingin mencari kegiatan libur yang berbeda, atau bahkan ada yang ingin menuliskan ‘selamat ulang tahun ya...” dan menuliskan sisiapa tersebut. Ah sudahlah tak perlu dipermasalahkan. Karena yang menjadi permasalahan yaitu, sampah yang sekarang pun kian menggunung. Di perjalanan menuju puncak, banyak sampah permen, puntung roko dan lain-lain.
Mungkin mereka menganggap,
“ah biarin lah, gak akan kelihatan ini”
Dan mungkin, pikirnya sampah bekas permen atau puntung roko, akan terurai dalam sehari. Andaikan gunung punya mata, pasti dia akan menangis, karena orang hanya ‘numpang selewat’ tanpa rasa cinta. Andaikan gunung punya hidung, pasti dia akan merasakan bau tak sedap dari bekas makanan anyir yang tidak dibawa turun kembali. Andaikan gunung punya telinga, pasti dia akan menutupnya, karena tak tega mendengar perkataan manusia yang sombong,
“masa trek gini aja cape”
Dan andaikan gunung punya mulut, pasti dia akan berkata
“Jadi kau lebih memilih menuliskan nama seseorang, ketimbang menuliskan cerita tentang keadaan aku sekarang?”

-Keluh kesah Gunung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar