Berbicara
tentang sahabat sebenarnya banyak yang bisa dijadikan sahabat baik itu boneka,
binatang peliharaan, atau benda-benda yang kita sayangi. Misalnya saja aku
bersahabat dengan anjing. Aku suka anjing, tapi bukan
berarti aku berniat untuk menjadikan anjing sebagai pacar atau bahkan untuk
menjadikan taman sekamar. Anjing adalah sahabat yang baik bagiku, yang suka membantu pemiliknya untuk
menghabiskan makanan sisa, entah itu tulang atau apapun. Walaupun dalam keyakinan yang ku anut, anjing memang
binatang yang dikatakan haram, tapi bukan berarti kita harus membencinya,
karena sifat saling benci itu gak boleh dan Tuhan pun menciptakannya pasti ada
tujuan tertentu. Kebetulan sekali, aku bertetangga dengan orang yang tidak satu
keyakinan denganku, tapi aku tetap menghargai perbedaan keyakinan dengan
tetanggaku itu, dan sebaliknya tetanggaku pun menghargai keyakinananku. Kita
saling tak mencampuri urusan ibadah, yaa kita ibadah masing-masing saja,
asalkan tidak mengganggu. Intinya, kita saling menghargai. Tetanggaku itu
punya anjing, namanya bleki. Kenapa dinamai bleki? Karena dia punya rambut yang
berwarna hitam, dengan sedikit rambut yang botak di dua titik dibagian pantatnya.
Yang jika dilihat tak ada bedanya seperti orang yang punya dua kucir de
kepalanya. Mungkin si Bleki sering menggesekan pantatnya itu ke tembok yang
tidak rata karena kutu yang sering hinggap padanya, sehingga botak itu teramat
cukup dalam dan akhrinya sulit ditumbuhi rambut lagi, kasian yaa. Awalnya bleki
tak kenal aku, dan aku pun malas untuk berkenalan dengan dia. Karena dia tak
kenal aku, dia selalu menggonggong disaat melihat aku. Begitupun jika dia melihat
orang yang belum dikenal dia akan menggonggong dan mungkin mengejar orang
tersebut sampai bleki puas menggigit nya. Walaupun sampai saat ini tidak ada
bukti empiris tentang bleki menggigit orang yang dia kejar-kejar. Memang begitu
sifat alamiah anjing kepada orang yang belum dikenalnya.
Aku
sering memberinya makanan sisa, berupa tulang-tulang ayam yang tak bisa ku
makan karena belum dipresto jadinya keras. Setelah aku kasih makan, bleki sudah
mengurangi rasa curiga dengan cara tidak menggonggong lagi kepadaku. Dia sudah
percaya bahwa aku tetangga sebelah rumahnya. Aku lihat dari jendela, si bleki
itu hobinya tidur di depan pagarku sembari menungguku untuk memberikan makan sambil
pasang muka memelas nya dansambil berkata dalam hati “aku mau makan, aku mau
makan, aku lapar” mungkin begitu yang dikatakannya. Ketika ku membuka pintu,bleki
melihatku sambil berdiri tegap dan menyapaku sambil menggerakkan ekornya
keatas, berharap dia dikasih makanan lagi olehku. Ketika anjing
menggerak-gerakkan ekornya berarti mereka senang.
Tapi,
mulai dari sekarang sampai selamanya aku tidak akan pernah lagi lihat bleki
nongkrong di depan rumahku untuk menunggu dikasih makan sambil mengerak-gerakan
ekornya kalo liat aku bawa piring yang berisi makanan sisa, karena bleki
sekarang sudah mati. Tepatnya mati di hari sabtu malam. Kata si pemilik bleki, bleki
mati karena ada yang meracuni, hal yang serupa ketika manusia putus cinta, yang
sering meracuni dirinya sendiri. Aahh sungguh tindakan bodoh. Dan sekarang ketika
di rumah aku merasakan kesepian, karena tak ada lagi gonggongan bleki yang
lantang yang bisa membuat aku terbangun dari tidur dan membuatku nongol dari
jendela dan berkata “sssttt, bleki, bleki” yang akan membuat bleki diam.
Benar-benar merasa sepi. Sering aku berpikir ketika aku makan daging yang
kebetulan ada tulangnya ataupun makanan yang lainnya, harus ku kemanakan
tulang-tulang ini yang biasanya dimakan bleki? Haru ku kemanakan pula makanan
sisa ini yang biasanya dimakan bleki? Tak hanya sang pemilik dan aku yang
merasa kehilangan bleki, namun ibuku pun merasakannya. Misalnya saja ketika ibuku
mencuci piring yang masih terdapat makanan sisanya, yang sering dikumpulkan di
satu plastik kemudian diberikan ke si bleki, ibuku sering bilang “berasa sepi
ya kalo gak ada si bleki mah, terus tulang-tulang dan makanan sisa ini harus
dikemanakan?” sebenernya sama perasaan yang aku alami antara pemilik si bleki,
aku, dan ibuku. Sama-sama memiliki perasaan kehilangan. Tapi sekarang bleki
sudah berkumpul dengan anjing-anjing yang telah mati duluan dari bleki, dan
mungkin di alam lain bleki pun akan menemui rumah yang selalu memberikannya dia
makan, semoga. Yasudah ku akhiri saja cerita ini, semoga kalian tahu apa arti
persahabatan dengan binatang itu seperti apa.
Goodbye
bleki, stay handsome oke !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar