Siang itu tepatnya posisi matahari yang berada di atas kepala
ku, bukan berarti jarak nya 5cm dari kepala ku. Tapi, matahari nya tinggi
disana, tepat nya berada diantara langit yang kebiru-biruan. Matahari ini
sangatlah meyiksa ubun-ubun ku. Aku berdiri disisi badan jalan, berpijak diatas
trotoar. Tepat dihadapanku ini, ada sebuah zebra cross yang sudah memudar, usang
dan tampak nya pemerintah seolah malas untuk memperhatikan hal ini. Sengaja karena
sengaja, aku berdiri yang berhadapan dengan zebra cross, karena aku ingin
sampai disebrang jalan. Namun, pemandangan yang membuatku untuk menunda sampai
disebrang jalan adalah perilaku manusia. Sangat terlihat jelas oleh mata ku,
mereka (manusia) tampak sedang bingung dan gelisah tentang jati diri nya,
sangat lah jelas dari ekspresi wajah mereka. Yang terlintas dari benak ku,
apakah mereka harus bergaya seperti seorang superstar? Apakah mereka harus
bergaya seperti berhala nya (idola) ? Apakah mereka harus mengenakan pakaian
yang ditampilkan oleh benda kotak yang berukuran 14 in yang banyak tersimpan di rumah - rumah? Jelas dan sangat jelas
mereka tampak linglung dan bingung.
*kasian sekali mereka yang sangat ter-obsesi
Kulihat mereka berjalan dengan ceria yang menyimpan banyak tanya.
Berjalan, sambil melihat barang – barang yang banyak tersaji di jendela toko lengkap
dengan tulisan discount 50% dan syarat ketentuan berlaku nya dan banyak pula di meja etalase toko. Mungkin mereka menganggap bahwa hidup ini
dapat diwakili oleh semua barang – barang yang dijajakan di toko, hahaha. Dengan
mata yang sorot tajam nya ke sudut – sudut barang di toko, sambil meng garuk –
garuk kepala nya, yang kebetulan punya ubun – ubun dan berkata “Kayanya, jika
barang ini aku pakai, pasti lah orang – orang akan menganggap keberadaanku dan
aku akan dipuji oleh banyak orang”. Mereka, merogoh kocek dalam – dalam, bahkan
lebih dalam dari dalamnya hatiku mencintai seseorang (eh.. kok jadi curhat,
maaf. Agak emosional). Dan sampai kapan kah perilaku manusia ini akan berakhir?
Karena aku sangat iba dan prihatin kepada mereka, yang hidup nya hanya
dihabiskan oleh fantasi – fantasi penuh tipu daya dan masih dalam nuansa
kebiasan yang benar - benar bias. Semoga
cepatlah sadar, karena tujuan hidup ini bukan hanya untuk memimpikan tentang
barang – barang yang berada di dalam etalase toko sana, melainkan menghidupkan nilai
kebergunaan yang kekinian kian meluntur. Mari, Segera !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar