Bangun tidur langsung sesak napas, bukan karena wajahku ini diduduki oleh pantat genderuwo (kalo dalam bahasa sunda : ereup - ereup) dan bukan juga lubang hidungku dijadikan sarang lebah, oleh para lebah-lebah. Tapi, karena ingus yang menjejal di lorong hidungku yang lumayan kecil, dan aku yakin plankton pun bisa masuk. Dan ingus itu bukan ditelingaku. Aku kasih tahu (tapi mungkin sebagian orang sudah tahu) ingus itu rasa nya asin, kenapa tahu? Karena ketika ingus itu mulai menuruni dari lubang hidungku, tak sengaja atau sengaja dari ingus itu, menuju parit hidung dan berlanjut ke bibir dan entah reflek apa yang membuatku aneh. Indera perasa ini seolah tersentuh oleh ingus. Dan... waaaa rasanya asin.. beneran gak ngenakin. siapa orang yang mampu menahan dalam keadaan tidak nyaman? Semua manusia pun pasti gerah, untuk melawan rasa ketidak nyamanan. Segera aku pergi ke wc dan beranjak dari kamar ku, yang banyak coretan nya dan juga banyak kertas tugas - tugas dosen yang mungkin sudah tak terpakai lagi. Ke wc, untuk buang ingus karena benar - benar sudah memadati bagai bongkahan es, tapi sayang nya gak dingin, dan sangat tidak enak kalo harus dicampur dengan nutrisari, jeruk ko minum jeruk.
*suasana di wc
Sring !!! Sring !!! Sring !!! yang menjadi irama di pagi hari ku yang kelam oleh ingus dan menjadi backsound selama ku di wc. Suara "pluk" yang menjadi irama disaat ingus itu jatuh ke lubang wc, yang kebetulan ada genangan air di lubang wc tersebut, walau sedikit. Memang rasa tak enak ketika sudah ku buang pun, ada saja. Tak enak yang berupa ingus yang meluber kemana - mana. Maka aku ambil air segayung, yang semoga cukup untuk membersihkan bekas lumeran ingus ini, yang mendiami parit hidung dan sekitarnya (kaya adzan aja). Yang membuat rambut - rambut kumis ini saling ter-integrasi. Ternyata air segayung ini, nampak nya belum cukup untuk membersihkan lumeran ingus.. Berarti, aku harus ambil air dua gayung yang berisi air, yang mudah - mudahan bisa membersihkan lumeran ingus ku ini. Alhasil, sekarang benar - benar bersih, namun masih ada sisa basah. Lalu, aku usap dengan tisu, agar tak basah lagi, kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar