Orang – orang mungkin sudah malas untuk
mengetahui sesuatu, termasuk pengetahuan. Mungkin mereka ingin sekali menjadi
buta, terhadap pengetahuan. Mungkin mereka hanya pasrah terhadap keadaan
sekitar. Mereka digerakkan oleh keadaan yang tidak penting, dan pengetahuan pun
disingkirkan. Soal pengetahuan yang dianggap tabu dan bahkan paradigma yang
tidak layak untuk disentuh. Bukan aku merasa paling tahu. Tapi aku pun
memaklumi, walaupun aku mahasiswa bukan berarti aku maha mengetahui. Dan aku
pun, bukan so so an, tapi apakah kesalahan yang amat fatal atau bahkan dosa
besar untuk menghimbau orang – orang agar mencintai pengetahuan, apalagi
sejarah? Sudahlah jelas sejarah adalah elemen yang tidak kalah penting
dibanding ilmu bumi, logika, dan lain lain. Apalagi, hidup di indonesia atau
bahkan lahir di indonesia. Negeri ini kaya akan sejaarah nya, seperti yang
telah diungkapkan oleh bung Iwan Fals dalam lagu nya. Tapi, aku lupa judul lagu
nya apa. Penggalan lirik nya yang
begini : “Negeri memang kaya...Kaya
sejarah nya”. Jelaslah negeri ini banyak menyimpan sejarah, termasuk sejarah
yang digelapkan demi sebuah kepentingan suatu golongan tertentu. Dimana sejarah
nya ada di massa kerajaan, berbagai macam zaman, ditambah pemerintahan yang
lengkap dengan skandal nya, dan masih banyak lagi. Sangat melimpah, bahkan
tumpah ruah, jika benar – benar dipelajari. Contoh nya sejarah yang digelapkan
seperti sosok Tan Malaka yang tidak dihadirkan dalam buku pelajaran IPS waktu
kita di SD. Mungkin ia dianggap seseorang yang biasa – biasa saja oleh
kementrian pendidikan (padahal Tan Malaka sudah diangkat menjadi pahlawan
nasional pada tahun 1963). Kementrian pendidikan ini aneh, menyuruh para
peserta didik untuk jujur, tapi dia (kementrian pendidikan) tidak jujur dalam
buku sejarah nya, mungkin sebagian orang menganggap bahwa hal ini merupakan hal
sepele, tapi bagiku tidak ! generasi di masa sekarang hanya menerima asupan
informasi, yang analogi nya hanya seperti seorang ibu menyuapi anak nya, entah
itu enak atau tidak, anak nya yaa mau gak mau makan aja. Dan seolah – olah
hanya hanya merespon dengan tanda titik (.), bukan dengan tanda tanya (?). Para
pembaca yang cerdas, aku hanya ingin mengabarkan hal yang tentu nya sangat penting.
Aku ditertawakan oleh manusia sekitar, karena aku membicarakan tentang tujuan
pendidikan Tan Malaka. Tapi apakah pantas, sosok yang berperan penting dalam
sejarah indonesia ini ditertawakan? Tentu tidak kan. Bahkan buku – buku yang
ditulis Tan Malaka ini menjadi rujukan bacaan oleh para elite di zaman nya.
Betapa sosok penting dalam sejarah indonesia. Aku bakalan nyoba ketika situasi
itu dibalikkan kepada teman – teman aku yang menertawakan itu. Seperti gini, apa anda mau ketika sejarah mencatat
anda sebagai orang hebat, namun generasi selanjutnya malah melupakan dan malas
untuk memperlajari tentang anda, apakah mau? Tidak demikian kan. Padahal gak usah
ditertawakan, cukup diam, dengarkan, dan simak. Kan lumayan tuh buat nambah –
nambah pengetahuan, disamping hidup yang hari demi hari dibuat hanya
menyebalkan.
Translate
Selasa, 18 Maret 2014
Sabtu, 15 Maret 2014
Linglung dan bingung
Siang itu tepatnya posisi matahari yang berada di atas kepala
ku, bukan berarti jarak nya 5cm dari kepala ku. Tapi, matahari nya tinggi
disana, tepat nya berada diantara langit yang kebiru-biruan. Matahari ini
sangatlah meyiksa ubun-ubun ku. Aku berdiri disisi badan jalan, berpijak diatas
trotoar. Tepat dihadapanku ini, ada sebuah zebra cross yang sudah memudar, usang
dan tampak nya pemerintah seolah malas untuk memperhatikan hal ini. Sengaja karena
sengaja, aku berdiri yang berhadapan dengan zebra cross, karena aku ingin
sampai disebrang jalan. Namun, pemandangan yang membuatku untuk menunda sampai
disebrang jalan adalah perilaku manusia. Sangat terlihat jelas oleh mata ku,
mereka (manusia) tampak sedang bingung dan gelisah tentang jati diri nya,
sangat lah jelas dari ekspresi wajah mereka. Yang terlintas dari benak ku,
apakah mereka harus bergaya seperti seorang superstar? Apakah mereka harus
bergaya seperti berhala nya (idola) ? Apakah mereka harus mengenakan pakaian
yang ditampilkan oleh benda kotak yang berukuran 14 in yang banyak tersimpan di rumah - rumah? Jelas dan sangat jelas
mereka tampak linglung dan bingung.
*kasian sekali mereka yang sangat ter-obsesi
Kulihat mereka berjalan dengan ceria yang menyimpan banyak tanya.
Berjalan, sambil melihat barang – barang yang banyak tersaji di jendela toko lengkap
dengan tulisan discount 50% dan syarat ketentuan berlaku nya dan banyak pula di meja etalase toko. Mungkin mereka menganggap bahwa hidup ini
dapat diwakili oleh semua barang – barang yang dijajakan di toko, hahaha. Dengan
mata yang sorot tajam nya ke sudut – sudut barang di toko, sambil meng garuk –
garuk kepala nya, yang kebetulan punya ubun – ubun dan berkata “Kayanya, jika
barang ini aku pakai, pasti lah orang – orang akan menganggap keberadaanku dan
aku akan dipuji oleh banyak orang”. Mereka, merogoh kocek dalam – dalam, bahkan
lebih dalam dari dalamnya hatiku mencintai seseorang (eh.. kok jadi curhat,
maaf. Agak emosional). Dan sampai kapan kah perilaku manusia ini akan berakhir?
Karena aku sangat iba dan prihatin kepada mereka, yang hidup nya hanya
dihabiskan oleh fantasi – fantasi penuh tipu daya dan masih dalam nuansa
kebiasan yang benar - benar bias. Semoga
cepatlah sadar, karena tujuan hidup ini bukan hanya untuk memimpikan tentang
barang – barang yang berada di dalam etalase toko sana, melainkan menghidupkan nilai
kebergunaan yang kekinian kian meluntur. Mari, Segera !!!
Jumat, 14 Maret 2014
Air segayung, mungkin.
Bangun tidur langsung sesak napas, bukan karena wajahku ini diduduki oleh pantat genderuwo (kalo dalam bahasa sunda : ereup - ereup) dan bukan juga lubang hidungku dijadikan sarang lebah, oleh para lebah-lebah. Tapi, karena ingus yang menjejal di lorong hidungku yang lumayan kecil, dan aku yakin plankton pun bisa masuk. Dan ingus itu bukan ditelingaku. Aku kasih tahu (tapi mungkin sebagian orang sudah tahu) ingus itu rasa nya asin, kenapa tahu? Karena ketika ingus itu mulai menuruni dari lubang hidungku, tak sengaja atau sengaja dari ingus itu, menuju parit hidung dan berlanjut ke bibir dan entah reflek apa yang membuatku aneh. Indera perasa ini seolah tersentuh oleh ingus. Dan... waaaa rasanya asin.. beneran gak ngenakin. siapa orang yang mampu menahan dalam keadaan tidak nyaman? Semua manusia pun pasti gerah, untuk melawan rasa ketidak nyamanan. Segera aku pergi ke wc dan beranjak dari kamar ku, yang banyak coretan nya dan juga banyak kertas tugas - tugas dosen yang mungkin sudah tak terpakai lagi. Ke wc, untuk buang ingus karena benar - benar sudah memadati bagai bongkahan es, tapi sayang nya gak dingin, dan sangat tidak enak kalo harus dicampur dengan nutrisari, jeruk ko minum jeruk.
*suasana di wc
Sring !!! Sring !!! Sring !!! yang menjadi irama di pagi hari ku yang kelam oleh ingus dan menjadi backsound selama ku di wc. Suara "pluk" yang menjadi irama disaat ingus itu jatuh ke lubang wc, yang kebetulan ada genangan air di lubang wc tersebut, walau sedikit. Memang rasa tak enak ketika sudah ku buang pun, ada saja. Tak enak yang berupa ingus yang meluber kemana - mana. Maka aku ambil air segayung, yang semoga cukup untuk membersihkan bekas lumeran ingus ini, yang mendiami parit hidung dan sekitarnya (kaya adzan aja). Yang membuat rambut - rambut kumis ini saling ter-integrasi. Ternyata air segayung ini, nampak nya belum cukup untuk membersihkan lumeran ingus.. Berarti, aku harus ambil air dua gayung yang berisi air, yang mudah - mudahan bisa membersihkan lumeran ingus ku ini. Alhasil, sekarang benar - benar bersih, namun masih ada sisa basah. Lalu, aku usap dengan tisu, agar tak basah lagi, kering.
Rabu, 12 Maret 2014
Kampret atas nama cinta
Disaat ocehan atau susunan kalimat yang amat takjub yang berwujud kata – kata mutiara yang banyak terpangpang di media massa dan media elektronik, tak dapat lagi mempengaruhi pikiran teracuni meracau ini. Dan disaat hiperbola pun, tak mampu berbuat banyak untuk mengubahku dari pikiran yang datar menuju pikiran yang begitu banyak kiasan-kiasan manis, bahkan takjub yang membumbung tinggi sehingga mega terbelah dibuatnya. Bahkan sarkasme pun tak dapat mewakili semua nya. Namun apa daya telah kulakukan, bahwa hanya dengan menggunakan kata kampret yang dapat mengungkapkan perasaan terdalam ku, kampret. Ya,kampret adalah wakil dari pikiran dan perasaan tak karuan ku saat ini. Karena ironi sudah tak mampu untuk banyak bacot. Kampret itu, situasi dimana kalian nge gebet seseorang (yaa… walaupun belum pernah chattingan, bahkan sms an atau bahkan Friendster nya belum jadi teman). Tapi, baru tau bahwa dia udah punya pacar, disaat momen PDKT itu udah pas. Beneran kampret banget kawan! Mungkin (kalo kata dosen aku gak boleh pake mungkin lohh.. hehe), analogi nya seperti ini. Kalian lagi menikmati indahnya jalanan penuh kesejukan dan penuh daun berguguran/beraborsi, tiba-tiba pingin boker.. Ya, mau gak mau dan gak mau tahu harus ke wc, karena merupakan tempat yang paling penuh toleransi. Tapi, sayang nya, ketika mata kalian sudah bertatapan mesra dengan pintu wc bagai di film ftv tepatnya pada siklus setengah jam sebelum berakhir film nya (biasanya jam segitu tuh waktunya jadian antara cewe dan cowo nya), dan kalian coba membuka pintu nya, malah gak bisa. Karena, di dalamnya ada orang lagi boker ahahaha aduh kasian bangett harus nahan rasa sakit yang benar-benar maha dahsyat (bukan la la la ye ye). Dan sakitnya ini bukan main-main, berarti serius. Apa daya semua nya terasa pahit. Makan besi jadi pahit, makan obat buat diare otak pun tetap pahit. Yang lebih pahit itu ketika nonton ftv, semua nya menjadi biasa saja, adegan nya pun terasa basi dan datar, ingin sekali ku lempar tv yang kebetulan nayangin ftv itu, pake celana dalam si jinggo (jinggo adalah nama anjing tetangga ku, yang sudah senior bahkan pangkat nya, sudah Jendral bintang sobo-merk minuman kali yang gopean). Kepahitan ini semakin pahit ketika tugas-tugas dosen numpuk, ya makalah, ya power point lah, ya apalah. Hahaha. Yaudah harus ngapain sekarang kalo sudah sepahit ini? Yang jelas, jangan minum baygon kaya orang-orang di luar sana. Apalagi kalo sebelum minum baygon nya update status dulu.. Basi !!! :-P
Senin, 10 Maret 2014
Kiri atau Kanan ? (gak politik)
Sebenarnya apa yang membedakan antara kedua posisi
ini, kiri dan kanan. Kebenaran? Atau hanya
kebenaran rekayasa? Telah nampak ada perbedaan dari sebuah posisi yang jelas
tak-mengenakan dan sebenarnya gak penting, namun sayang, jadinya penting. Kiri dianggap
buruk atau juga sering diidentikan dengan ketidak sopanan. Ketika seseorang
memberikan sesuatu kepada orang lain. Memang, aku gak tahu yang se-detail
mungkin kenapa kiri itu merupakan posisi yang tidak enak. Dan si kanan
merupakan posisi yang selalu benar. Benarkah? Hahaha. Contohnya, mungkin kita
akan merasa aneh dan janggal ketika melihat seseorang memberikan sesuatu dengan
tangan kiri, betul? Memang salah kiri apa? Dan apakah kebenaran selalu milik
kanan? Cerita ini, bukanlah solusi untuk memecahakan permasalahan kuliah atau
malah masalah kehidupan. Tapi cerita ini hanyalah cerita. Oke lanjut… Kiri tak
selalu buruk, bahkan kiri sangat lah baik dibanding dengan kanan. Karena kanan
belum tentu ingin melakukan nya. Contohnya, ketika cebok rata-rata orang pake
tangan kiri kan? Karena mungkin kanan sudah mulai tak niat untuk berbuat baik. Tapi
justru, akan jauh lebih jorok lagi ketika tidak dicebok kan? Iihh pokok nya gak
ngenakin deh kalo gak dicebok tuh, meleber kemana-mana. Sudah jelas kiri mau bebuat baik kan? Messi
aja yang kidal jadi pemain terbaik dunia beberapa kali. Jadi kiri benar-benar
baik kan? Hayo bingung hayo… Oke, berlanjut ke kanan. Ada apa dengan kanan? Hahaha
bukan soal makan. Mungkin argumen ku ini gak se-ilmiah, se-ribet dan
se-sitematika makalah, skripsi, apalagi tesis hahaha terlalu sekali pikiranku. Mungkin
kanan sering digambarkan sebagai posisi yang paling tepat untuk melakukan
kebaikan. Apa yakin selalu baik? Terus kalau tangan kanan itu dipake pas
nyopet, masih kah pantas di posisi yang baik? Terus kalau si tukang copet itu
pas melarikan diri dan ditonjok oleh bapa-bapa yang kidal gimana? Kiri melakukan
kebaikan kan? Hayo bingung kan? Sama...aku juga. Nah jadi apa masih pantas kalo
kiri itu buruk dan kanan itu selalu baik? Jadi, Pikirkanlah!!! Mumpung masih
bisa berpikir!!!
Langganan:
Postingan (Atom)