Translate

Kamis, 02 Januari 2014

Bising


Bangun pagi, dibangunkan oleh alarm hp yang nyaring karena disimpan dipinggir kasur. Kebetulan senin, ya semua orang tahu, kecuali bayi yang masih di dalam perut, apalagi dari sebuah pejalanan sperma yang belum nyampe ke markas ovum.. Senin itu dimana hari yang suka menyebalkan. Karena macet di jalan nya, sudah tahu. Jadwal kuliah pagi. Yang otomatis bangun harus lebih pagi, mandi harus lebih pagi, sarapan harus lebih pagi, dan semuanya harus lebih pagi. Kecuali tidur malam sih. Sudah siap, aku berangkat ke kampus. Ya aku ini aneh sudah tahu di jalanan itu menyebalkan, tapi anehnya aku tetap saja berangkat. Hahaha orang pun selalu begitu, yaudah biarin lah. Benar sekali. Tidak di kasur dengan bisingnya alarm hp, tidak di jalan dengan bisingnya priwit polisi ditambah knalpot brong biar keliatan cuco, kampus pun tidak mau kalah bisingnya dengan bising nya yang suara keramik dipotong. Ya sama sih bisingnya. Hahaha kelas yang dihuni aku bersama teman-temanku pun tidak mau kalah bising dengan pekerja yang lagi motong keramik. Di kelasku yang milik universitas, bising pula oleh tumpah ruahnya umat manusia, yaa jelas makain bising dan tak terkendali. Jelas aku makin bosan dengan kebisingannya. Apa tak ada kesunyian yang ingin mengulurkan bantuan dan menolongku dari zona kebisingan? Ayolah ! sunyi… sunyi… datang, aku yakin kedatanganmu akan membuatku nyaman, seperti tubuh yang terebah diatas kasur mahal. Kesunyian yang membuatku tertolong dari dunia serta binar-binar kota yang tak jelas apa, kenapa, mengapa. Namun, sampai kapan kebisingan ini akan berakhir. Entahlah si bising ini sudah meranah dalam semua dimensi. Tapi aneh, aku tidak melihat kamu bising, hebat ! kamu nggak terpengaruh oleh teman-temanmu yang gosip sana sini gak jelas. Kamu Nampak diam dan senyum tipis saja entah apa maksudnya. Kamu gak terlena, kamu yang bersikap sunyi dan aku yang butuh kesunyian. Yaa dengan kata lain sih, aku butuh kamu. Hahaha :)) . Namun semua itu tak mudah, dan kuharap kamu tahu pilu ku ini, dan menyelamatkan aku dari zona kebisingan. Diantara orang yang saling mempertahankan ego nya, yang memicu kebisingan.

*huaahh udah mulai ngantuk nih aku, aku terusin deh. Tapi gak tanggung jawab ya kalo isinya makin ngaco.

Berdiam diri diantara teriakan tak paham maksudnya. Main laptop saling berbincang tugas yang menjadi pemicu kebisingan. Iya, kebisingan bisa disebabkan oleh tumpukan tugas, tugas nya pun yaa entah digimanakan. Orang semua bising, bicara menghamburkan kata-kata dari sebuah pikiran yang ada di kepalanya, hingga overdosis kata-kata dan sampai mulutnya overdosis kebanyakan makan cilok. Hahaha, aku mulai iba kepada mereka yang rela mulutnya dipaksa melawan pegal. Tidak di kelas saja, namun aku mengalami hal serupa, ya bising. Sialan.. aku yang menjadi bahan sasaran kebisingan mereka. Dan kenapa harus aku? Semua orang kayanya  wajib deh tahu bahwa manusia itu kan gak ada yang sempurna. Heuheu. Bingung, kenapa harus aku yang jadi sasaran, dasar menyebalkan tuh orang. Bising menjalar, membius semua. Ya aku akui, aku mungkin menyebalkan, tapi jangan bising juga dong. Atau mungkin mereka sudah ‘sempurna’ kali ya, jadi mereka boleh bising, prokk….prokk…. tepuk tangan, hebatlah.
Tuhkan, pas aku ngebenerin rambut basah yang tadi kena hujan, mereka bising liat aku. Sudahlah, hempaskan saja tubuhku ini ke lautan luas yang banyak hewan buas. Benar bising itu menyebalkan, sangat tidak mau mentoleransi kesunyianku, pula orang lain. Bising sangat tidak mau, bercumbu dengan kesunyianku. Dasar kebisingan, raja dari segala raja tega. Aku harap suatu saat nanti kesunyian dan kebisingan akan saling mengagumi, menikah, berpelukan di kamar ngapain yaa?, lalu hamil dan melahirkan sebuah ketidakpahaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar