Translate

Selasa, 18 Maret 2014

Ini bukan lelucon !!!

Orang – orang mungkin sudah malas untuk mengetahui sesuatu, termasuk pengetahuan. Mungkin mereka ingin sekali menjadi buta, terhadap pengetahuan. Mungkin mereka hanya pasrah terhadap keadaan sekitar. Mereka digerakkan oleh keadaan yang tidak penting, dan pengetahuan pun disingkirkan. Soal pengetahuan yang dianggap tabu dan bahkan paradigma yang tidak layak untuk disentuh. Bukan aku merasa paling tahu. Tapi aku pun memaklumi, walaupun aku mahasiswa bukan berarti aku maha mengetahui. Dan aku pun, bukan so so an, tapi apakah kesalahan yang amat fatal atau bahkan dosa besar untuk menghimbau orang – orang agar mencintai pengetahuan, apalagi sejarah? Sudahlah jelas sejarah adalah elemen yang tidak kalah penting dibanding ilmu bumi, logika, dan lain lain. Apalagi, hidup di indonesia atau bahkan lahir di indonesia. Negeri ini kaya akan sejaarah nya, seperti yang telah diungkapkan oleh bung Iwan Fals dalam lagu nya. Tapi, aku lupa judul lagu nya apa. Penggalan lirik nya yang begini : “Negeri memang kaya...Kaya sejarah nya”. Jelaslah negeri ini banyak menyimpan sejarah, termasuk sejarah yang digelapkan demi sebuah kepentingan suatu golongan tertentu. Dimana sejarah nya ada di massa kerajaan, berbagai macam zaman, ditambah pemerintahan yang lengkap dengan skandal nya, dan masih banyak lagi. Sangat melimpah, bahkan tumpah ruah, jika benar – benar dipelajari. Contoh nya sejarah yang digelapkan seperti sosok Tan Malaka yang tidak dihadirkan dalam buku pelajaran IPS waktu kita di SD. Mungkin ia dianggap seseorang yang biasa – biasa saja oleh kementrian pendidikan (padahal Tan Malaka sudah diangkat menjadi pahlawan nasional pada tahun 1963). Kementrian pendidikan ini aneh, menyuruh para peserta didik untuk jujur, tapi dia (kementrian pendidikan) tidak jujur dalam buku sejarah nya, mungkin sebagian orang menganggap bahwa hal ini merupakan hal sepele, tapi bagiku tidak ! generasi di masa sekarang hanya menerima asupan informasi, yang analogi nya hanya seperti seorang ibu menyuapi anak nya, entah itu enak atau tidak, anak nya yaa mau gak mau makan aja. Dan seolah – olah hanya hanya merespon dengan tanda titik (.), bukan dengan tanda tanya (?). Para pembaca yang cerdas, aku hanya ingin mengabarkan hal yang tentu nya sangat penting. Aku ditertawakan oleh manusia sekitar, karena aku membicarakan tentang tujuan pendidikan Tan Malaka. Tapi apakah pantas, sosok yang berperan penting dalam sejarah indonesia ini ditertawakan? Tentu tidak kan. Bahkan buku – buku yang ditulis Tan Malaka ini menjadi rujukan bacaan oleh para elite di zaman nya. Betapa sosok penting dalam sejarah indonesia. Aku bakalan nyoba ketika situasi itu dibalikkan kepada teman – teman aku yang menertawakan itu. Seperti gini, apa anda mau ketika sejarah mencatat anda sebagai orang hebat, namun generasi selanjutnya malah melupakan dan malas untuk memperlajari tentang anda, apakah mau? Tidak demikian kan. Padahal gak usah ditertawakan, cukup diam, dengarkan, dan simak. Kan lumayan tuh buat nambah – nambah pengetahuan, disamping hidup yang hari demi hari dibuat hanya menyebalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar